Rabu, 14 Maret 2012

Khutbah Iedul Fitri 1432 H.


Khutbah Idul Fitri 1432 H.
Oleh : Abu RIS

PUASA MENGEMBALIKAN KESUCIAN DIRI MANUSIA


اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ.
اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً،
اَلْحَمْدُ لِلهِ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَاَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ اْلاَحْزَابَ وَحْدَهُ.   اَشْهَدُ اَنْ لَااِلٰهَ اِلّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللّٰهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اٰلِهِ وَاَصْحٰبِهِ اَجْمَعِينَ.  اَمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَاللهِ اُوْصِيكُمْ وَنفْسِي بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.

Saudara-saudaraku yang baru saja kembali kepada kesucian diri dan meraih keberuntungan.
           
Hari-hari ini orang-orang beriman sedemikian bahagianya. Bahagia bukan karena dirumahnya sudah tersedia segala macam kebutuhan berhari raya berupa sandang pangan dan papan yang serba baru dan mewah. Bahagia bukan karena merasa telah terbebas dari beban berat yang telah dipikulkan di atas tanggungjawabnya berupa kewajiban berpuasa. Tetapi bahagia karena telah mendapatkan kesempatan yang sempurna dari Allah SWT. Untuk menunaikan pengabdian diri kepada-Nya melalui ibadah Ramadhan sebulan penuh. Bahagia karena telah memenangkan peperangan terbesar, yakni perang melawan hawa nafsu. Sesuai  dengan yang pernah disabdakn Rasulullah SAW, bahwa peperangan terbesar adalah perang melawan hawa nafsu. Bahagia karena telah menemui kembali kesucian dirinya. Padahal betapa banyak orang di sekitar kita yang sudah tidak lagi dapat menikmati karunia besar ini. Inilah barang kali yang pernah diungkapkan oleh Rasulullah SAW. Bahwa orang yang berpuasa akan memperoleh dua kebahagiaan, yakni kebahagiaan saat berbuka dan kebahagiaan di saat bertemu Allah SWT.
            Di saat berbuka puasa hati setiap orang beriman sedemikian bahagianya, baik berbuka puasa di setiap sore harinya maupun berbuka puasa di saat datangnya Idul Fitri.
            Kebahagiaan yang kedua adalah kebahagiaan yang akan dirasakan di saat orang beriman berjumpa langsung dengan Allah SWT; di akhirat kelak, dan kebahagiaan yang kedua ini merupakan kebahagiaan yang tiada tara bandingnya. Karena tidak ada nikmat yang melebihi  nikmatnya memandang Allah SWT secara langsung, Nikmat seperti ini tidak dapat dirasakan oleh semua orang karena tidak semua orang dapat memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Allah sebagaimana terdapat dalam surah al-Kahf ayat 110 :

فمن كان يرجو لقاء ربه فليعمل عملا صالحا ولا يشرك بعبادة ربه أحدا

 “Siapa orang yang mengharap perjumpaan dengan Rabbnya (Allah), maka hendaklah ia mengerjakan amal shaleh dan janganlah ia mempersekutukan sesuatu apapun dalam beribadat kepada Rabbnya (Allah)”.
            Untuk itu marilah sama-sama kita selalu berupaya untuk meningkatkan taqwa kita kepada Allah SWT; dengan mensyukuri semua nikmat dan karunia yang diberikan kepada kita dengan melakukan amal-amal shaleh serta tidak memepersekutukan Allah dengan apapun dan  dalam situasi dan kondisi yang bagaimanapun.
            Shalawat dan salam semoga senantiasa dicurahkan kepada  junjungan kita nabi besar Muhammad SAW; beserta keluarga dan para sahabat serta para pengikutnya sampai hari kiamat. Amin ya Robbal ‘alamin.

الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد

            Setelah terbenamnya matahari di ufuk Barat di hari terakhir bulan Ramadhan, bergemalah takbir, tasbih, tahlil dan tahmid di seluruh penjuru dunia yang berpenduduk muslim. Menggema bagaikan guntur besar di saat akan turun hujan lebat, bergemuruh laksana ombak-ombak besar yang memecah ditengah samudera luas. Merasuk jauh sampai kesudut kalbu yang terdalam di dada setiap mu’min. Betapa terasa nikmat, tenang , damai dan tentramnya hati orang beriman walaupun disana sini sedang berkecamuknya berbagai kesulitan  dan kesukaran hidup. Namun segala kesulitan dan  kesukaran hidup tersebut seakan sirna seketika, hanyut bersama syahdunya alunan kalimat-kalimat suci yang dilantunkan oleh setiap lidah mu’min yang ikhlas.

اَلَا بِذِكْرِاللّٰهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوْب

“Ketahuilah bahwa dengan menyebut nama Allah hati akan menjadi tenang dan tentram”.

Saudara-saudaraku yang baru saja kembali kepada kesucian diri dan meraih keberuntungan.
            Kini orang-orang beriman sedang berada pada hari-hari yang suci, karena baru saja selesai menunaikan tugas suci, yakni mensucikan diri masing-masing, dari segala lumuran noda dan dosa yang melekat bersama berlalunya waktu.
            Kesucian diri orang beriman pada hari raya ini tak ubahnya laksana sucinya diri seorang bayi dari dosa saat dilahirkan ibunya. Hari raya juga merupakan hari yang sangat berbahagia bagi hati orang-orang beriman, lantarn baru saja mendapat limpahan rahmat dan maghfiroh Allah yang tiada terhingga, dan sekaligus terbebas dari ancaman api nerka.
Hari raya Idul Fitri merupakan hari kembalinya kesucian diri orang-orang beriman dari debu-debu dosa kemaksiatan dan kemunkaran. Rasulullah SAW. Bersbda:

من صام رمضان ايمانا واحتسابا غفر له ما تقدّم من ذنبه

“siapa orang yang berpuasa karena iman dan karena mengharap ridho Allah semata, diampunkan segala dosa yang pernah dilakukannya”.

الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد

            Bulan Ramadhan tak ubahnya laksana sebuah perguruan tinggi, dan orang-orang beriman laksana para mahasiswanya, serta semua staff civitas akademikanya, mulai dari rektor dan para pembantunya, para dekan dan pembantunya serta para dosen dan asistennya, begitu pula para guru besarnya ditangani langsung oleh Sang Maha Segalanya, yakni Allah SWT; sendiri, dan mata kuliah yang diberikan dalam waktu yang sangat singkat itupun mencakup seluruh aspek kehidupan manusia baik secara vertikal, hablum minallah, hubungan langsung kepada Allah maupun secara horizontal, hablum minannaas, hubungan langsung terhadap sesama manusia.
            Mahasiswa yang menempa diri di perguruan tinggi tersebut adalah para mukmin sejati yang tidak pernah berbuat kecurangan disaat ada ujian. Dan disaat ujian itu pun hanya Allah saja yang berhak mengawasi dan sekaligus memberikan penilaian langsung. Oleh karenanya tidaklah meengherankan kalau nilai ibadah puasa merupakan nilai rahasia Allah yang tidak pernah dititipkan kepada siapapu, sebagaimana disebutkan dalam hadits Qudsi:
Puasa itu bagian-Ku, maka Akulah yang berhak untuk memberikan (nilai) balasannya”.
            Kini para mukmin itu baru saja lulus dari perguruan tinggi tersebut, perguruan tinggi yang hanya satu-satunya di dunia ini. Suatu tempat perkuliahan yang super bonafide, sehingga sekeluarnya para mahasiswa mu’min dari perguruan tinggi tersebut akan memperoleh gelar yang tertinggi dan termulia dihadapan Allah SWT. Yaitu gelar “MUTTAQIN”, suatu gelar yang tidak pernah didapat diperguruan tinggi manapun di alam ini.

الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد

            “SHAUM” atau “PUASA” bermakna pengendalian diri dari segala sesuatu, baik dari sesuatu yang halal maupun dari sesuatu yang haram. Oleh karena itu orang yang berpuasa laksana orang yang sedang berada pada suatu tempat latihan dimana orang tersebut harus mampu mengendalikan dirinya dari berbagai hal, baik dari makanan dan minuman yang jelas-jelas halalnya maupun dari makanan dan minuman yang meragukan, yakni makanan dan minuman yang tidak jelas halal dan haramnya dan terlebih-lebih dari makanan dan minuman yang jelas-jelas haramnya. Kalau makanan dan minuman yang jelas-jelas halal saja harus dikendalikan, apalagi memakan yang bukan haknya, seperti hak fakir kiskin, yatim piatu atau memakan hak orang lain secara  zholim dan lain sebagainya. Apabila ditempat latihan ini orang tersebut mampu dan terampil benar dalam mengendalikan dirinya, maka diharapkan dirinya dapat lulus dengan ,menyandang gelar “WARO”, yakni orang yang apik, yang tidak sembarang tenggak segala sesuatu yang tidak dapat ditenggak dan tidak sembarang  caplok segala sesuatu yang dapat dicaplok oleh mulutnya. Akhirnya segala sesuatunya diperhitungkan benar halal dan harmnya, baik buruknya, serta benar dan bathilnya. Allah SWT. Berfirman:

إن الذين يأكلون أموال اليتامى ظلما إنما يأكلون في بطونهم نارا وسيصلون سعيرا

 “sesungguhnya orang yang memakan harta anak yatim secara zholim, yang sebenarnya mereka itu sedang menelan api  (neraka) sepenuh perutnya, dan sesungguhnya mereka akan masuk kedalam api neraka”. (QS. AN-NISA :10)
            Dalam ayat lain disebutkan pula:

يا أيها الذين آمنوا لا تأكلوا أموالكم بينكم بالباطل

“hai orang-orang yang beriman janganlah kamu memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil..........”. ( QS. AN-NISA :29).
            Kaum muslimin yang dimuliakan Allah.
            Puasa merupakan kendali bagi orang-orang yang suka mengatakan kebenaran tetapi ia sendiri tidak melakukannya, Allah SWT. Memberikan ancaman siksa yang besar kepada orang tersebut sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya sebagai berikut:

يا أيها الذين آمنوا لم تقولون ما لا تفعلون  كبر مقتا عند الله أن تقولوا ما لا تفعلون

 “hai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan? Betapa besar kebencian Allah kepadamu karena mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan”. (QS. SHAF: 2-3)
Puasa merupakan  kendali  bagi orang yang suka bersifat munafik, seperti; berbohong, tidak menepati  janji, dan menyelewengkan wewenang orang lain kepadanya. Puasa merupakan kendali bagi orang yang suka memfitnah orang lain agar tidak melakukan fitnahan. Karena perbuatan memfitnah mendatangkan kerugian yang sangat besar. Seperti kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari bahwa betapa besar kehancuran kehidupan yang diderits oleh orang-orang yang terkena fitnah. Karena begitu besarnya bahaya fitnah tersebut maka Allah firmankan dalam Al-Qur’an  bahwa
            “memfitnah lebih biadab daripada membunuh”.
            Puasa merupakan kendali bagi orang yang suka menggunjing atau membicarakan keburukan dan kekurangan orang lain. Memang secara umum orang akan lebih mudah mengenali keburukan dan kekurangan orang lain, ketimbang dengan keburukan dan kekurangan dirinya sendiri. Sehingga ada pepatah yang mengatakan “kuman diseberang lautan terlihat jelas oleh matanya, sementara gajah dipelupuk matanya sendiri tidak kelihatan”. Untuk menjaga agar orang tidak lagi suka menggunjing atau membicarakan keburukan dan kekurangan orang lain, maka Allah menyamakan orang yang suka menggunjing itu dengan orang yang suka memakan bangkai saudaranya sendiri. Na’udzu billah min dzaalik.  
Orang yang sedang berpuasa adalah orang yang sedang berlatih mengendalikan diri untuk tidak melakukan hubungan seksual di siang hari walaupun dengan suami dan istri yang jelas-jelas sah dalam ikatan pernikahan. Latihan seperti ini bertujuan untuk membiasakan diri manusia agar tidak melakukan hubungan seksual tanpa didahului oleh suatu ikatan perkawinan yang sah, apalagi jelas-jelas bahwa orang yang digauli dan yang menggauli itu adalah orang-orang yang masih sah berumah tangga dengan orang lain. Di bulan puasa orang beriman dilatih untuk mengendalikan diri dari sifat pemarah, sombong, dengki, iri hati, dendam, egois, gengsi, dan semua sifat tercela lainnya, sehingga setelah berakhirnya bulan Ramadhan, diharapkan tidak ada lagi anak yang putus hubungan dengan orang tuanya, tidak ada lagi tetangga yang saling membuang muka bila berjumpa, tidak ada lagi kawan yang bermuka masam saat bertemu, tidak ada lagi suami istri yang tidak pernah teguran dalam hidup berumah tangga sehari-harinya, tidak ada lagi persaingan yang tidak sehat diantara sesama teman, tidak ada lagi yang mau menang sendiri dalam pergaulan, tidak ada lagi yang mengaku dirinya-lah yang paling benar, tidak ada lagi yang merasa harus paling dihormati dan dihargai serta disegani, tidak ada lagi yang saling mencurigai, tidak ada lagi yang saling menuding dan lain sebagainya.
Di bulan puasa orang beriman dilatih untuk selalu tenggang rasa dan peka terhadap segala yang ada dilingkungannya, sehingga setelah berakhirnya bulan Ramadhan, diharapkan tidak ada lagi orang yang hidupnya merasa terganggu dengan ulah orang lain, tidak ada lagi tetangga yang tidak dapat tidur karena kelaparan, sementara tetangganya tidak dapat tidur karena kekenyangan, tidak ada lagi anak-anak faqir miskin dan anak yatim yang putus sekolah karena kemiskinan orang tuanya, sementara di sisi lain banyak anak orang kaya yang putus sekolah karena terbuai uang jajan yang sedemikian melimpah karena kekayaan orang tuanya. Tidak ada lagi orang yang hanya mementingkan dirinya dan mengabaikan hak-hak orang lain. Allah berfirman dalam surah Al-maun:

أرأيت الذي يكذب بالدين فذلك الذي يدع اليتيم   ولا يحض على طعام المسكين
 
Di saat berpuasa seseorang dilatih untuk selalu mampu mengendalikan hawa nafsunya dalam segala hal sehingga setelah berakhirnya bulan Ramadhan diharapkan tidak ada lagi orang yang binasa karena kemarahan orang lain. Tidak ada lagi anak-anak yang lahir tanpa seorang ayah yang jelas statusnya. Tidak ada lagi keramaian di tempat-tempat maksiat, tidak bertambah lagi orang yang terkena virus hiv/aids. Allah berfirman dalam surah An-nazi’at ayat 37-41:

فأما من طغى  وآثر الحياة الدنيا  فإن الجحيم هي المأوى   وأما من خاف مقام ربه ونهى النفس عن الهوى   فإن الجنة هي المأوى

Di saat berpuasa orang dilatih jujur, sehingga setelah berakhirnya hari-hari Ramadhan diharapkan tidak ada lagi tukang ukur yang mengurangi ukurannya, tidak ada lagi tukang timbang yang mengurangi timbangannya, tidak ada lagi tukang takar yang mengurangi takarannya, tidak ada lagi atasan yang selingkuh dengan bawahannya, serta lebih jauh dari itu tidak ada lagi korupsi dan manipulasi di segala sektor kehidupan.
Di saat berpuasa orang dilatih untuk menepati disiplin waktu, sehingga setelah selesai menunaikan ibadah puasa diharapkan tidak ada lagi orang yang melalaikan segala waktu yang ada.

الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد

Pada penghujung khutbah ini khatib akan mengajak seluruh jama’ah untuk senantiasa tetap menggalang persatuan dan kesatuan agar kita tetap menjadi ummatan wahidah, ummat yang kokoh dan istiqomah dalam agama Allah, ummat yang tidak terkotak-kotak oleh gelombang politik yang menawarkan semakin banyak kemungkinan, terlebih-lebih di era reformasi seperti sekarang ini, kita harus benar-benar dapat membedakan mana yang benar dan mana yang kurang benar, mana yang lebih menguntungkan perkembangan agama yang kita cintai ini agar tidak terinjak-injak oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Saudara-saudaraku yang baru saja kembali kepada kesucian diri dan meraih keberuntungan.
Marilah di hari-hari yang fitri ini kita kembalikan kesucian diri kita dengan banyak memohon ampun kepada Allah, memohon maaf kepada kedua orang tua dan sanak famili serta kerabat dan tetangga dan juga rekan-rekan sejawat kita dimana saja mereka berada. Tidak perlulah kita bertahan dalam kemurkaan Allah, karena Allah sendiri Maha pengampun dan penyantun serta pengasih dan penyayang kepada kita semua.
Akhirnya puasa telah kita selesai lakukan, hari raya pun sedang kita rayakan dan manakala kegiatan berhari raya itu telah berakhir, maka marilah kita mulai kembali segala aktifitas kebaikan kita untuk mencapai kebahagian hidup di dunia dan keselamatan hidup di akhirat.
Demikianlah khutbah pada pagi hari ini semoga bermanfaat bagi kita semua amiiin.

والله سبحانه وتعالى يقول وبقوله يهتدى المهتدون. فإذا قر ئ القر آن فاستمعوا له وأنصتوا لعلّكم ترحمون. اعوذ بالله من الشّيطان الرّجيم. وشارعوا الى مغفرة من ربّكم وجنّة عرضها السّموات و ا لأ رض أعدّت للمتّقين. الّذين ينفقون فى السّرّ آء والضّر آء والكاظمين الغيظ والعافين عن النّاس والله يحبّ المحسنين.
 بارك الله لي ولكم فى القر آن العظيم. ونفعنى وإيّاكم بما فيه من ا لا يات والذّ كر الحكيم وتقبّل مني ومنكم تلا وته ان هو الغفور الرحيم .


Khutbah kedua


الله أكبر الله أكبر الله أكبر ,الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر, لا إله إلا الله ألله أكبر الله أكبر ولله الحمد
الحمد لله الذي منّ على عباده بأعياد تعود عليهم بالبركات، ووفاهم أجورهم على ما قدموا من سائر الطاعات، نحمده سبحانه على فضله وإحسانه، ونرجوه الزيادة من الخيرات. أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له في الربوبية والألوهية والأسماء والصفات، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله أفضل من قدّم لربه نواع القربات. اللهم صل على هذا النبي الكريم الذي ربّى أمته على الجهاد والتضحية بالنفائس الغاليات، وعلى آله وصحبه والتابعين لهم بإحسان ما دامت الأرض والسموات. أما بعد: فيا أيها المسلمون، أوصيكم وإياي بتقوى الله فقد فاز المتقون.
قال الله تعالى  إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ فِى الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

Jama’ah kaum muslimin yang berbahagia.
Pada bagian khutbah kedua ini marilah kita menadahkan tangan kita kehadirat Alloh SWT. Kita memohon ampunan untuk seluruh orang tua kita, guru-guru kita, kerabat dan sanak famili kita serta untuk seluruh kaum muslimin, demikian juga untuk keselamatan hidup kita beserta anak cucu kita yang sampai saat ini masih dapat meni’mati hidup ini, semoga sukses senantiasa mendampingi kehidupan ini.

أَعُوْذُبِااللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْم اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِاَللَّهُمَّ انْصُرْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ النَّاصِرِيْنَ وَافْتَحْ لَنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ وَاغْفِرْ لَنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الْغَافِرِيْنَ وَارْحَمْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ وَارْزُقْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الرَّازِقِيْنَ وَاهْدِنَا وَنَجِّنَا مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِيْنَ وَالْكَافِرِيْنَ.

Ya Alloh, jika sampai saat ini langkah kami belum tepat benar berada di atas jalan-Mu, maka segeralah luruskan agar kami tidak tersesat. Jika sampai saat ini kami masih terlalu ingkar terhadap ayat-ayat-Mu, maka berikanlah sinar iman dan hidayah-Mu di dalam mata hati kami agar kami mampu menerima dan mematuhi-Mu ya Allah. Jika sampai saat ini kami masih terlalu bangga terhadap segala macam bentuk kema’siatan yang menjadi murka-Mu, maka bawalah hati kami untuk hijrah menuju ridlo-Mu.
Ya Alloh! Jika sampai saat ini kami masih terlalu lesu dari beribadah kepada-Mu, maka siramilah hati kami dengan embun kasih sayang-Mu agar kami dapat bergairah menjalankan segala perintah-Mu. Ya Alloh! Jika sampai saat ini kami masih terlalu sombong, angkuh dan keras kepala sehingga tidak dapat menerima kebenaran yang telah Engkau tetapkan, maka lunakkanlah hati kami sehingga kami dapat segera menyadarinya.
Ya Alloh! Ampunilah segala dosa orang-orang tua kami, dosa guru-guru kami, dosa-dosa kami dan dosa-dosa seluruh kaum muslimin. Amin

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار. 
عباد الله ان الله يأمر بالعدل ولإحسان وايتائذي القربى وينهى عن الفحشاء والمنكر والبغى يعضكم لعلكم تذكرون، واذكروا الله يذكركم واستغفروا ه انه هو الغفور الرحيم